Friday, May 3, 2013

Pahit dan Manisnya Kehidupan


Malam ini langit begitu indah, tepat di teras depan rumah, saya Andre Raditya Pradipta melihat begitu indahnya ciptaan TUHAN yaitu, langit malam beserta isinya. Ditemani dengan secangkir teh hangat buatan mamah, saya terlahir dari pasangan Agus Wiryawan dan Martini dengan satu adik perempuan yang bernama Sabrina Odelia Damara yang berbeda 5 tahun dengan saya. Keluarga saya hidup dengan sederhana dan keakraban satu sama lain, Papah yang seorang karyawan swasta dan Mamah yang hanya sebagai ibu rumah tangga mampu membesarkan saya dan adik perempuan saya dengan baik ya walaupun terkadang terdapat kenakalan-kenakalan kecil yang saya dan della (nama panggilan untuk adik perempuan saya) buat tapi itu tidak membuat mereka jera dalam merawat dan membesarkan kami. Meraka sangat sabar dan merupakan orang yang ingin saya bahagiakan  nantinya setelah saya berhasil kelak.

Andre begitu saya dipanggil sejak kecil oleh keluarga dan teman-teman saya, saya lahir 20 tahun silam tepatnya di Jakarta tanggal 28 Desember 1992. Saya tumbuh menjadi anak laki-laki yang biasa saja mulai dari sekolah taman kanak-kanak di TK Puspita Mekar, SD di SDN Malaka Sari 05 pagi saya mulai bergaul dengan teman-teman saya yang berbeda kelas, saya mulai mempunyai banyak teman dan sempat memilik sahabat dekat. Saat saya SMP di SMPN 213 Jakarta Timur saya mulai bercita-cita menjadi seorang dokter sebenarnya cita-cita saya ini adalah cita-cita papah yang tidak terwujud namun dari sinilah saya mulai bertekad untuk melanjutkan apa yang selama ini papah cita-citakan, Namun ketika saya lulus dari SMP  saya mulai tertarik dengan bidang lain diluar cita-cita kecil saya. Saya berada di SMA 44 Jakarta Timur disini saya lebih tertarik ke bidang bahasa di SMA ini pula pada saat saya kelas 2 SMA saya membantu teman saya untuk mendirikan sebuah ekstrakurikuler baru yaitu bahasa dan disini saya terlibat langsung dalam kepengurusaan ekstrakurikuler tersebut. Saya dan teman-teman menamakan ekstrakurikuler itu “Foreign Language Club” yang mengajarkan berbagai macam bahasa seperti : Korea, Jepang, Spanyol, Belanda, Rusia, Italy, Inggris, dan masih banyak lagi sesuai dengan minat dari para pendaftar yang ingin mengikuti kegiatan ini. Di ekstrakurikuler ini pula saya sempat menjadi pengajar untuk Bahasa inggris dan Bahasa jepang karena kedua bahasa asing itu yang saya mengerti pada saat itu , tapi ini semua tidak berlangsung lama karena saat kelas 3 saya memutuskan untuk menfokuskan diri untuk menghadapi Ujian Nasional. Saya dinyatakan lulus SMA dengan nilai yang cukup memuaskan dengan rata-rata diatas 8, saya mulai mendaftar keberbagai perguruan tinggi negeri yang ada di Indonesia mulai dari Universitas Indonesia, Universitas Negeri Jakarta hingga Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Yang membuat saya sedih dari semua Universitas yang saya pilih tidak ada satupun yang nemerima saya, disinilah keputusasaan saya muncul dalam mendapatkan Universitas hingga suatu saat ada surat dari Universitas Gunadarma yang menyatakan bahwa saya mendapatkan beasiswa, setelah berdiskusi dengan orang tua. Saya memutuskan untuk menerima beasiswa dari Universitas Gundarma tersebut dan memilih jurusan Sistem Komputer. Di semester awal saya menjalani masa-masa sebagai mahasiswa begitu menyenangkan memiliki banyak sekali teman dari berbagai sekolah lain, namun ketika memasuki semester kedua saya dan keluarga mendapatkan masalah dengan biaya kuliah yang menurut saya dan keluarga terlampau berat padahal itu sudah mendapatkan beasiswa dari pihak kampus. Akhirnya papah saya memutuskan untuk meminta bantuan kepada atasannya dikantor, seolah mendapat durian runtuh atasan papah menyanggupi untuk membantu kuliah saya dan yang membuat saya sangat bahagia, saya benar-benar dibantu dalam hal permasalahan biaya oleh atasan papah hingga saya lulus kuliah nanti. Saya benar-benar bersyukur pada TUHAN telah mengirimkan malaikat-NYA itu untuk membantu saya. Atasan papah benar-benar malaikat untuk saya karena telah menolong saya. Maka dari itu saya tidak mau sedikitpun mengecewakan kedua orang tua saya yang telah megusahakan segala upaya untuk bisa saya berkuliah dan saya pun tidak ingin membuat orang yang telah membantu saya juga kecewa. Saya ingin membuat mereka bangga dan tidak membuat kecewa mereka karena sudah menguliahkan saya.

Saya menjalani kehidupan mahasiswa dengan biasa saja sama seperti mahasiswa lainnya yang membuat sedikit berbeda adalah disaat liburan panjang datang yaitu liburan semester dua untuk meneruskan ke semester tiga saya mendapatkan kesempatan untuk sedikit membalas kebaikan dari orang yang telah membantu saya yaitu saya membantu bekerja dikantor papah sebagai staf IT. Semua itu saya lakukan selain untuk mengisi waktu liburan yang lumayan panjang juga untuk membuktikan bahwa saya tidak hanya bisa berdiam diri saja menerima bantuan dari orang lain. Awal saya bekerja di kantor papah yang bergerak di bidang batu bara itu sangatlah berkesan karena ini pengalaman saya bekerja namun setelah beberapa hari bekerja saya mendapakan pengalaman yang sedikit tidak menyenangkan bahwa saya dibicarakan yang tidak-tidak oleh karyawan lain. Disinlah saya mulai gerah dengan suasana kantor yang tidak nyaman untuk saya, namun saya berusaha tidak mengindahkan perkataan orang lain tentang saya. Saya bekerja disini untuk atasan papah bukan untuk mereka jadi saya berusaha untuk bekerja sebaik mungkin dan cepat-cepat menyelesaikan pekerjaan saya dan mengakhiri masa liburan dan kembali menjadi mahasiswa seperti biasanya.

Saya kembali menjalani kehidupan mahasiswa saya, namun saat semester empat saya dihubungi oleh teman SMA saya yang bernama Aji melalui facebook dari Aji saya mendapatkan tawaran untuk menjadi salah satu staf pengajar di tempat kursus yang Aji buat. Aji adalah mahasiswa Universitas Negri Jakarta menganbil jurusan Ekonomi Pendidikan dan Aji juga membuka tempat kursus kecil-kecilan. Aji menawarkan saya untuk menjadi salah satu staf pengajar ditempat kursusnya karena Aji tahu bahwa saya mahasiswa jurusan Sistem Komputer yang kebetulan murid yang saya akan ajarkan nanti meminta untuk diajarkan tentang Bahasa pemograman yaitu Java dan kebetulan saya bisa dan mengerti sedikit banyak mengenai pemograman tersebut. Setelah sepakat dengan waktu dan pendapatan saya, saya mulai mengajarkan Affan , seorang mahasiswa semester dua jurusan D3 Tehknik Informatika di Politeknik Negri Jakarta pada akhir November 2012. Ini adalah pengalaman pertama saya bekerja tanpa bantuan orang tua saya. Saya sangat mempersiapkan diri sebagai seorang guru les saat itu, karena saya takut salah dalam menyampaikan informasi yang ditanya Affan. Jadwal mengajar saya hanya sampai pertengahan bulan Januari 2013, disaat itulah saya mendapatkan uang pertama saya dari hasil keringat saya sendiri betapa menjadi pengalaman yang saya tidak lupakan seumur hidup saya. Begitu bahagianya saya saat itu dan sempat terpikir dalam benak saya untuk menjadi guru saat saya lulus nanti karena begitu menikmatinya saya mengajar.

Setelah beberapa bulan selesai mengajar Affan , saya mendapatkan tawaran kembali untuk mengajar dari Aji, namun saat ini tawarannya lebih besar lagi yaitu saya ditawarkan untuk melakukan pelatihan tentang Microsoft Exel kepada beberapa karyawan sebuah perusahaan, tapi kesempatan itu datang ketika saya akan mau menghadapi UTS dikampus. Sempat berpikir lagi atas tawaran dari teman saya itu karena jadwalnya berhalangan dengan jadwal UTS saya dibulan Mei ini. Mudah-mudahan saja kalau memang rezeki kesempatan ini bisa saya ambil. Saya berusaha untuk “ Tidak Menyerah Terhadap Kehidupan” sesuai dengan motto hidup saya tersebut, saya berusaha dan berusaha untuk terus belajar dan jika ada kempatan untuk bekerja membantu kehidupan keluarga saya. Ini semua saya jalani hanya semata-mata untuk menyenangkan hati kedua orang tua saya, adik saya dan tidak lupa juga atasan papah yang telah membantu saya.

Tidak terasa waktu kian malam, namun saya belum merasa mengantuk dan akhirnya memutuskan untuk bermain game di laptop. Ini adalah suatu hal yang saya lakukan setiap saya merasa bosan ya bisa dibilang hobi dalam bermain game ini untuk mengilangkan suntuk. Lalu saya masuk kedalam rumah dan bermain laptop di ruang tv sampai saya mengantuk dan memutuskan untuk tidur.



                                                                                                                                      Pak Sastro