Malam
ini langit begitu indah, tepat di teras depan rumah, saya Andre Raditya
Pradipta melihat begitu indahnya ciptaan TUHAN yaitu, langit malam beserta
isinya. Ditemani dengan secangkir teh hangat buatan mamah, saya terlahir dari
pasangan Agus Wiryawan dan Martini dengan satu adik perempuan yang bernama
Sabrina Odelia Damara yang berbeda 5 tahun dengan saya. Keluarga saya hidup
dengan sederhana dan keakraban satu sama lain, Papah yang seorang karyawan
swasta dan Mamah yang hanya sebagai ibu rumah tangga mampu membesarkan saya dan
adik perempuan saya dengan baik ya walaupun terkadang terdapat
kenakalan-kenakalan kecil yang saya dan della (nama panggilan untuk adik
perempuan saya) buat tapi itu tidak membuat mereka jera dalam merawat dan
membesarkan kami. Meraka sangat sabar dan merupakan orang yang ingin saya
bahagiakan nantinya setelah saya
berhasil kelak.
Andre
begitu saya dipanggil sejak kecil oleh keluarga dan teman-teman saya, saya
lahir 20 tahun silam tepatnya di Jakarta tanggal 28 Desember 1992. Saya tumbuh
menjadi anak laki-laki yang biasa saja mulai dari sekolah taman kanak-kanak di
TK Puspita Mekar, SD di SDN Malaka Sari 05 pagi saya mulai bergaul dengan
teman-teman saya yang berbeda kelas, saya mulai mempunyai banyak teman dan
sempat memilik sahabat dekat. Saat saya SMP di SMPN 213 Jakarta Timur saya
mulai bercita-cita menjadi seorang dokter sebenarnya cita-cita saya ini adalah
cita-cita papah yang tidak terwujud namun dari sinilah saya mulai bertekad
untuk melanjutkan apa yang selama ini papah cita-citakan, Namun ketika saya
lulus dari SMP saya mulai tertarik dengan
bidang lain diluar cita-cita kecil saya. Saya berada di SMA 44 Jakarta Timur disini
saya lebih tertarik ke bidang bahasa di SMA ini pula pada saat saya kelas 2 SMA
saya membantu teman saya untuk mendirikan sebuah ekstrakurikuler baru yaitu
bahasa dan disini saya terlibat langsung dalam kepengurusaan ekstrakurikuler
tersebut. Saya dan teman-teman menamakan ekstrakurikuler itu “Foreign Language Club” yang mengajarkan
berbagai macam bahasa seperti : Korea, Jepang, Spanyol, Belanda, Rusia, Italy,
Inggris, dan masih banyak lagi sesuai dengan minat dari para pendaftar yang
ingin mengikuti kegiatan ini. Di ekstrakurikuler ini pula saya sempat menjadi
pengajar untuk Bahasa inggris dan Bahasa jepang karena kedua bahasa asing itu
yang saya mengerti pada saat itu , tapi ini semua tidak berlangsung lama karena
saat kelas 3 saya memutuskan untuk menfokuskan diri untuk menghadapi Ujian
Nasional. Saya dinyatakan lulus SMA dengan nilai yang cukup memuaskan dengan
rata-rata diatas 8, saya mulai mendaftar keberbagai perguruan tinggi negeri
yang ada di Indonesia mulai dari Universitas Indonesia, Universitas Negeri
Jakarta hingga Universitas Gajah Mada Yogyakarta. Yang membuat saya sedih dari
semua Universitas yang saya pilih tidak ada satupun yang nemerima saya,
disinilah keputusasaan saya muncul dalam mendapatkan Universitas hingga suatu
saat ada surat dari Universitas Gunadarma yang menyatakan bahwa saya
mendapatkan beasiswa, setelah berdiskusi dengan orang tua. Saya memutuskan
untuk menerima beasiswa dari Universitas Gundarma tersebut dan memilih jurusan
Sistem Komputer. Di semester awal saya menjalani masa-masa sebagai mahasiswa
begitu menyenangkan memiliki banyak sekali teman dari berbagai sekolah lain,
namun ketika memasuki semester kedua saya dan keluarga mendapatkan masalah
dengan biaya kuliah yang menurut saya dan keluarga terlampau berat padahal itu
sudah mendapatkan beasiswa dari pihak kampus. Akhirnya papah saya memutuskan
untuk meminta bantuan kepada atasannya dikantor, seolah mendapat durian runtuh
atasan papah menyanggupi untuk membantu kuliah saya dan yang membuat saya
sangat bahagia, saya benar-benar dibantu dalam hal permasalahan biaya oleh
atasan papah hingga saya lulus kuliah nanti. Saya benar-benar bersyukur pada
TUHAN telah mengirimkan malaikat-NYA itu untuk membantu saya. Atasan papah
benar-benar malaikat untuk saya karena telah menolong saya. Maka dari itu saya
tidak mau sedikitpun mengecewakan kedua orang tua saya yang telah megusahakan
segala upaya untuk bisa saya berkuliah dan saya pun tidak ingin membuat orang
yang telah membantu saya juga kecewa. Saya ingin membuat mereka bangga dan
tidak membuat kecewa mereka karena sudah menguliahkan saya.
Saya
menjalani kehidupan mahasiswa dengan biasa saja sama seperti mahasiswa lainnya
yang membuat sedikit berbeda adalah disaat liburan panjang datang yaitu liburan
semester dua untuk meneruskan ke semester tiga saya mendapatkan kesempatan
untuk sedikit membalas kebaikan dari orang yang telah membantu saya yaitu saya
membantu bekerja dikantor papah sebagai staf IT. Semua itu saya lakukan selain
untuk mengisi waktu liburan yang lumayan panjang juga untuk membuktikan bahwa
saya tidak hanya bisa berdiam diri saja menerima bantuan dari orang lain. Awal
saya bekerja di kantor papah yang bergerak di bidang batu bara itu sangatlah
berkesan karena ini pengalaman saya bekerja namun setelah beberapa hari bekerja
saya mendapakan pengalaman yang sedikit tidak menyenangkan bahwa saya
dibicarakan yang tidak-tidak oleh karyawan lain. Disinlah saya mulai gerah
dengan suasana kantor yang tidak nyaman untuk saya, namun saya berusaha tidak
mengindahkan perkataan orang lain tentang saya. Saya bekerja disini untuk
atasan papah bukan untuk mereka jadi saya berusaha untuk bekerja sebaik mungkin
dan cepat-cepat menyelesaikan pekerjaan saya dan mengakhiri masa liburan dan
kembali menjadi mahasiswa seperti biasanya.
Saya
kembali menjalani kehidupan mahasiswa saya, namun saat semester empat saya
dihubungi oleh teman SMA saya yang bernama Aji melalui facebook dari Aji saya
mendapatkan tawaran untuk menjadi salah satu staf pengajar di tempat kursus
yang Aji buat. Aji adalah mahasiswa Universitas Negri Jakarta menganbil jurusan
Ekonomi Pendidikan dan Aji juga membuka tempat kursus kecil-kecilan. Aji
menawarkan saya untuk menjadi salah satu staf pengajar ditempat kursusnya
karena Aji tahu bahwa saya mahasiswa jurusan Sistem Komputer yang kebetulan
murid yang saya akan ajarkan nanti meminta untuk diajarkan tentang Bahasa
pemograman yaitu Java dan kebetulan saya bisa dan mengerti sedikit banyak
mengenai pemograman tersebut. Setelah sepakat dengan waktu dan pendapatan saya,
saya mulai mengajarkan Affan , seorang mahasiswa semester dua jurusan D3
Tehknik Informatika di Politeknik Negri Jakarta pada akhir November 2012. Ini
adalah pengalaman pertama saya bekerja tanpa bantuan orang tua saya. Saya
sangat mempersiapkan diri sebagai seorang guru les saat itu, karena saya takut
salah dalam menyampaikan informasi yang ditanya Affan. Jadwal mengajar saya
hanya sampai pertengahan bulan Januari 2013, disaat itulah saya mendapatkan
uang pertama saya dari hasil keringat saya sendiri betapa menjadi pengalaman
yang saya tidak lupakan seumur hidup saya. Begitu bahagianya saya saat itu dan
sempat terpikir dalam benak saya untuk menjadi guru saat saya lulus nanti
karena begitu menikmatinya saya mengajar.
Setelah beberapa bulan selesai mengajar Affan , saya mendapatkan
tawaran kembali untuk mengajar dari Aji, namun saat ini tawarannya lebih besar
lagi yaitu saya ditawarkan untuk melakukan pelatihan tentang Microsoft Exel
kepada beberapa karyawan sebuah perusahaan, tapi kesempatan itu datang ketika
saya akan mau menghadapi UTS dikampus. Sempat berpikir lagi atas tawaran dari
teman saya itu karena jadwalnya berhalangan dengan jadwal UTS saya dibulan Mei
ini. Mudah-mudahan saja kalau memang rezeki kesempatan ini bisa saya ambil. Saya
berusaha untuk “ Tidak Menyerah Terhadap
Kehidupan” sesuai dengan motto hidup saya tersebut, saya berusaha dan
berusaha untuk terus belajar dan jika ada kempatan untuk bekerja membantu
kehidupan keluarga saya. Ini semua saya jalani hanya semata-mata untuk
menyenangkan hati kedua orang tua saya, adik saya dan tidak lupa juga atasan
papah yang telah membantu saya.
Tidak terasa waktu kian malam, namun saya belum merasa mengantuk
dan akhirnya memutuskan untuk bermain game di laptop. Ini adalah suatu hal yang
saya lakukan setiap saya merasa bosan ya bisa dibilang hobi dalam bermain game
ini untuk mengilangkan suntuk. Lalu saya masuk kedalam rumah dan bermain laptop
di ruang tv sampai saya mengantuk dan memutuskan untuk tidur.
Pak Sastro